Zaman ini adalah zaman kelembutan, kesabaran dan hikmah, bukanlah zaman kekerasan. kebanyakkan manusia di saat ini dalam keadaan jahil, lalai dan lebih mementingkan dunnyawiyyah. Maka haruslah sabar dan berlemah lembut supaya dakwah ini dapat disampaikan dan mereka dapat mengetahuinya. Kami mohon petunjuk kepada Allah untuk semuanya." -Samahatu al-Syeikh al-Imam Ibn Baz
Wednesday, September 19, 2007
Bid'ah-Bid'ah yang berlaku pada bulan Puasa
Oleh :Syeikh Salim bin Ied al-Hilali
Puasa di bulan Ramadhan mempunyai kedudukan yang utama dan tempatyang mulia dalam Islam. Bagi orang yang berpuasa karena iman dan ihtisab(mengharapkan pahala), Allah sendirilah yang mengetahui akan pahala,keutamaan dan kenikmatannya. Akan tetapi pahala puasa itu berbeda-beda,bertambah atau berkurang sesuai dengan dekat atau jauhnya seseorang dalam melaksanakan ibadah puasa dari sunnah Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi wa Sallam. Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan untuk mengingatkan saudara-saudarakita yang berpuasa, beberapa hal yang (sering dilakukan namun) tidak ada petunjuknya dari nabi, yang mana hal ini merupakan perkara bid’ah dan perkara yang diada-adakan. Kami di sini akan menyebutkannya sesuai dengan urutan hari dan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah kita memohon pertolongan.
Pertama : Bid’ah Sahur dan Adzan.
1. Menyegerakan makan sahur.
2. Imsak (menahan diri) dari makan dan minum ketika adzan pertama, yang mereka namakan “adzan Imsak”
3. Memuntahkan makanan dan minuman dari mulut ketika suara adzan terdengar.
4. Mandahulukan adzan dari waktu fajar shodiq, dengan alasan untuk hati-hati.
5. Melafadhkan niat ketika sahur seperti
Kedua : Bid’ah-bid’ah ketika Berbuka dan selainnya.
1. Mengakhirkan berbuka dengan beralasan supaya menepati waktu.
2. Puasanya para wanita sedangkan mereka dalam keadaan haidh sepanjang siang hari di bulan Ramadhan, dan (ketika) mendekati terbenamnya matahari mereka membatalkan puasa mereka dengan sesuap atau seteguk air.
3. Menahan diri untuk tidak bersiwak sesudah tergelincir matahari.
4. Bermusafir pada bulan Ramadhan dengan maksud agar tidak berpuasa.
Yang ketiga : Bid’ah-bid’ah shalat tarawih pada bulan ramadhan.
1. Cepatnya gerakan tarawih sebagaimana cepatnya gerakan burung gagak(mematuk makanan). Bahkan sebagian imam melakukan shalat tarawih 23 rakaat, dalam waktu kurang dari 20 minit.
2. Membatasi membaca surah tertentu dalam shalat tarawih. Sebahagian imam membaca surah al-Fajr atau surat al-A’laa atau seperempat suratah al-Rahman. Diantara keanehan-keanehan lainnya, ada sebagian thariqat sufiyah mengajarkan pada pengikut-pengikut mereka untuk membacadalam shalat tarawih surah al Buruj, dimana imam membaca pada setiap rakaat hanya satu ayat dari surat tersebut.
3. Memisahkan antara dua rakaat dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, kemudian mengucapkan shalawat dan salam atasRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Keempat : Bid’ah shalat tasbih dalam bulan Ramadhan.
1. Mengkhususkan solat tasbih hanya pada bulan Ramadhan.
2. melakukannya secara berjama’ah
3. mengkhususkan solat tasbih pada malam lailatul qadar.
Kelima : Shalat-shalat bid’ah pada bulan Ramadhan.
1. Solat pada malam lailatul qadar yang dinamakan “Solat Lailatul Qadar”.
2. Solat “juma’at Yatimah”, yaitu solat juma’at pada juma’at terakhir dari bulan Ramadhan, dan seluruh penduduk negeri melaksanakan pada masjid yang khusus. (Misalnya) penduduk Mesir solat diMasjid Amr bin Ash dan penduduk Palestin solat di Masjid Ibrahimi atau Masjidil Aqsa. [atau penduduk Jawa solat di Masjid Ampel, pent.]
3. (Melaksanakan) Solat wajib 5 waktu setelah solat jum’at yatimah, dengan sangkaan bahwasanya solat-solat itu menghapus dosa-dosa, atau menghapus solat yang ditinggalkan.
Seluruh bid’ah-bid’ah ini terdapat pada sebahagian besar negeri muslim, dan sebagiannya didapati pada suatu negeri dan tidak terdapat pada negeri yang lainnya. Sekiranya kita menyebutkan bid’ah-bid’ah secara keseluruhan pada seluruh negeri, tentulah akan keluar dari tujuan dan maksudnya, karena tujuan dan maksud tulisan ini hanya untuk mewaspadai dan sebagai peringatan.
Oleh :Syeikh Salim bin Ied al-Hilali
Puasa di bulan Ramadhan mempunyai kedudukan yang utama dan tempatyang mulia dalam Islam. Bagi orang yang berpuasa karena iman dan ihtisab(mengharapkan pahala), Allah sendirilah yang mengetahui akan pahala,keutamaan dan kenikmatannya. Akan tetapi pahala puasa itu berbeda-beda,bertambah atau berkurang sesuai dengan dekat atau jauhnya seseorang dalam melaksanakan ibadah puasa dari sunnah Nabi Muhammad Shallallahu‘alaihi wa Sallam. Oleh sebab itu, merupakan suatu keharusan untuk mengingatkan saudara-saudarakita yang berpuasa, beberapa hal yang (sering dilakukan namun) tidak ada petunjuknya dari nabi, yang mana hal ini merupakan perkara bid’ah dan perkara yang diada-adakan. Kami di sini akan menyebutkannya sesuai dengan urutan hari dan hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah kita memohon pertolongan.
Pertama : Bid’ah Sahur dan Adzan.
1. Menyegerakan makan sahur.
2. Imsak (menahan diri) dari makan dan minum ketika adzan pertama, yang mereka namakan “adzan Imsak”
3. Memuntahkan makanan dan minuman dari mulut ketika suara adzan terdengar.
4. Mandahulukan adzan dari waktu fajar shodiq, dengan alasan untuk hati-hati.
5. Melafadhkan niat ketika sahur seperti
Kedua : Bid’ah-bid’ah ketika Berbuka dan selainnya.
1. Mengakhirkan berbuka dengan beralasan supaya menepati waktu.
2. Puasanya para wanita sedangkan mereka dalam keadaan haidh sepanjang siang hari di bulan Ramadhan, dan (ketika) mendekati terbenamnya matahari mereka membatalkan puasa mereka dengan sesuap atau seteguk air.
3. Menahan diri untuk tidak bersiwak sesudah tergelincir matahari.
4. Bermusafir pada bulan Ramadhan dengan maksud agar tidak berpuasa.
Yang ketiga : Bid’ah-bid’ah shalat tarawih pada bulan ramadhan.
1. Cepatnya gerakan tarawih sebagaimana cepatnya gerakan burung gagak(mematuk makanan). Bahkan sebagian imam melakukan shalat tarawih 23 rakaat, dalam waktu kurang dari 20 minit.
2. Membatasi membaca surah tertentu dalam shalat tarawih. Sebahagian imam membaca surah al-Fajr atau surat al-A’laa atau seperempat suratah al-Rahman. Diantara keanehan-keanehan lainnya, ada sebagian thariqat sufiyah mengajarkan pada pengikut-pengikut mereka untuk membacadalam shalat tarawih surah al Buruj, dimana imam membaca pada setiap rakaat hanya satu ayat dari surat tersebut.
3. Memisahkan antara dua rakaat dengan membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, kemudian mengucapkan shalawat dan salam atasRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Keempat : Bid’ah shalat tasbih dalam bulan Ramadhan.
1. Mengkhususkan solat tasbih hanya pada bulan Ramadhan.
2. melakukannya secara berjama’ah
3. mengkhususkan solat tasbih pada malam lailatul qadar.
Kelima : Shalat-shalat bid’ah pada bulan Ramadhan.
1. Solat pada malam lailatul qadar yang dinamakan “Solat Lailatul Qadar”.
2. Solat “juma’at Yatimah”, yaitu solat juma’at pada juma’at terakhir dari bulan Ramadhan, dan seluruh penduduk negeri melaksanakan pada masjid yang khusus. (Misalnya) penduduk Mesir solat diMasjid Amr bin Ash dan penduduk Palestin solat di Masjid Ibrahimi atau Masjidil Aqsa. [atau penduduk Jawa solat di Masjid Ampel, pent.]
3. (Melaksanakan) Solat wajib 5 waktu setelah solat jum’at yatimah, dengan sangkaan bahwasanya solat-solat itu menghapus dosa-dosa, atau menghapus solat yang ditinggalkan.
Seluruh bid’ah-bid’ah ini terdapat pada sebahagian besar negeri muslim, dan sebagiannya didapati pada suatu negeri dan tidak terdapat pada negeri yang lainnya. Sekiranya kita menyebutkan bid’ah-bid’ah secara keseluruhan pada seluruh negeri, tentulah akan keluar dari tujuan dan maksudnya, karena tujuan dan maksud tulisan ini hanya untuk mewaspadai dan sebagai peringatan.
Di Mana Kesan Didikan Ramadhan
Oleh:Abd al-Razzaq A.Muthalib Ahmad
“Kedatanganmu dinanti oleh insan yang mengerti,
Pemergianmu dirindui oleh mereka yang merasai,
Kau sediakan peluang yang sama, tapi natijahnya berbeza,
Hadirlah dikau bersama rahmah dan maghfirah,
Moga kami dapat merasai nikmat al-Jannah,
Oh…Ramadhan…..”
(23/9/06, 12.41am, Mekah al-mukarramah)
Ramadhan menjelma lagi. Bagi insan yang telah mengecapi dan merasai nikmat Ramadhan ini, kedatangannya adalah suatu yang amat dinanti. Ramadhan adalah sebuah madrasah yang memberikan tarbiyah untuk manusia meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Hakikatnya, Ramadhan bukan hanya sekali ini saja, tetapi ianya telah muncul silih berganti saban tahun. Bagaimana peredaran malam dan siang, bulan dan matahari, begitulah silih bergantinya bulan-bulan ini. Apabila Ramadhan datang setiap tahun, maka kita juga akan berpuasa setiap tahun. Berpuasa bukanlah sekadar acara rutin tahunan sepertimana kita menyambut hari kemerdekaan. Tetapi ianya merupakan suatu ibadah yang wajib ditunaikan dengan penuh penghayatan dan sepatutnya menatijahkan suatu kesan yang kekal sepanjang zaman.
Ramadhan juga sudah pasti akan melabuhkan tirainya nanti. Namun begitu, ia tidak seharusnya dilupakan begitu sahaja. Ini kerana Ramadhan telah mengajar kita pelbagai erti tentang hakikat insan dan kehidupan. Pemergiannya diganti dengan kehadiran Syawal yang melambangkan kegembiraan dan satu kemenangan. Kehadiran Syawal juga menandakan berakhirnya satu proses pertarbiyahan di madrasah Ramadhan.
Apa pula selepas Ramadhan? Bagaimana pula amalan kita di bulan Syawal, Zulqaedah, Zulhijjah, Muharam, Safar dan bulan-bulan yang lain? Bagaimana juga akhlak kita di bulan-bulan yang lain? Apakah kesannya setelah sebulan kita mendapat latihan pada bulan Ramadhan? Adakah semuanya terhenti apabila tibanya 1 Syawal? Justeru, di depan kita adalah beberapa persoalan yang tidak cukup jika hanya dijawab dengan lisan tanpa dibuktikan dengan tindakan.
Solat berjemaah & imarahkan masjid
Kalau di bulan Ramadhan, kita dapat lihat fenomena kebanjiran manusia di kebanyakan masjid-masjid. Masing-masing dengan penuh semangat berpusu-pusu menuju ke masjid kerana tidak mahu melepaskan peluang solat terawih berjemaah. Kadang-kadang terdapat juga sesetengah masjid dan surau yang terpaksa mendirikan khemah sementara diluar masjid bagi manampung jumlah para jamaah yang begitu ramai. Terlintas juga di benak fikiran Pengerusi Jawatankuasa Masjid dan AJKnya bahawa masjid kita ini perlu diperbesarkan sebab ramai sangat penduduk kariah yang datang. Tempat letak kenderaan juga tidak cukup sampai ada yang terpaksa meletakkan kenderaan masing-masing jauh di bahu-bahu jalan raya. Kadangkala sampai berlaku gangguan lalu lintas. Cukup indah suasana pada malam-malam Ramadhan ini. Si suami mengajak isteri sambil memimpin anak-anak untuk sama-sama ke masjid bagi menunaikan solat sunat terawih. Tidak kurang juga yang menumpangkan kenderaannya yang besar kepada jiran-jirannya. Sampai di masjid atau surau, masing-masing mengambil kesempatan untuk bersalam-salaman sesama muslim sambil bertanya khabar. Malah ramai juga yang mendapat kenalan baru pada malam-malam Ramadhan ini. Yang lebih lucunya, ada yang baru tahu rupanya mereka tingal di satu taman, satu flet atau kawasan perumahan yang sama. Alangkah harmoninya suasana ini. Tua, muda, miskin dan kaya masing-masing berhimpun di rumah Ilahi dengan satu tujuan yang sama dan niat suci di hati.
Persoalannya, kenapa keadaan ini hanya berlaku pada bulan Ramadhan? Kenapa pada hari-hari lain –kecuali hari Jumaat- dan malam-malam lain fenomena ini tidak dapat dilihat. Malah sesetengah masjid ibarat hidup segan mati tak mahu dek kerana tidak dihidupkan dengan solat jemaah atau terlalu sikit jumlah penduduk yang mengunjunginya. Ada juga masjid-masjid yang dikunci pada siang harinya kecuali hari Jumaat kerana tidak hidupnya amalan solat jemaah Zohor dan Asar di situ. Program-program kuliah pula hanya didengari oleh beberapa orang sahaja yang setia dengan masjid. Itu pun mereka yang telah berumur dan kadang-kadang kurang pendengaran dan penglihatannya. Tiada lagi aktiviti yang boleh mereka lakukan, kecuali menghabiskan saki baki umur tua sambil menanti janji Ilahi yang pasti akan ditemui nanti.
Apakah kita hanya dituntut untuk berjemaah semasa solat terawih sahaja? Bagaimana dengan solat-solat fardhu yang lain? Kalau kita boleh luangkan masa dan berusaha sedaya upaya yang mungkin untuk pergi ke masjid bagi menunaikan solat SUNAT terawih, kenapa hal sedemikian tidak kita lakukan untuk solat-solat FARDHU yang lain pada bulan-bulan yang lain? Apakah Allah swt hanya akan memberi ganjaran pahala untuk mereka yang berjemaah di masjid pada bulan Ramadhan sahaja? Apakah masjid dibina hanya untuk solat terawih pada bulan Ramadhan sahaja? Kalau kita merasa rugi jika terlepas solat terawih kerana fadhilatnya yang banyak, kenapa kita tidak merasa rugi apabila kita tidak solat fardhu yang lain secara berjemaah? Kalau kita begitu mengambil berat dan memberi perhatian kepada amalan sunat ini, sepatutnya perhatian yang lebih lagi patut diberikan kepada amalan yang fardhu. Tidakkah kita pernah mendengar saranan dan pesanan yang diberikan oleh Allah dan juga rasul-Nya tentang kelebihan-kelebihan mereka yang memakmurkan masjid dan solat berjemaah? Cuba renung beberapa pernyataan ini:
Firman Allah swt bermaksud: ((Hanyasanya mereka yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah dari kalangan mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka tidak takut melainkan kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka itulah yang akan tergolong dari kalangan mereka yang mendapat petunjuk)). (Al-Taubah: 18)
Justeru, ayuhlah wahai umat Islam sekelian! Mari kita imarahkan rumah-rumah Allah pada setiap masa. Ikatlah hati-hati kita dengan masjid mudahan kita akan mendapat naungan Allah pada hari akhirat yang tiada lagi naungan kecuali naungan Ilahi. Hidupkan kembali masjid dengan solat-solat fardhu berjemaah. Kembalikan semula fungsi dan peranan institusi masjid seperti yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat pada era kegemilangan mereka. Ajak dan ajarlah ahli keluarga, sanak saudara dan jiran tetangga kita untuk mencintai dan merindui rumah-rumah Allah dengan memakmurkannya. Jadikan suasana pada malam-malam Ramadhan berlaku juga pada malam-malam yang lain.
Saturday, September 15, 2007
RAMADHAN PENUH KEBERKATAN
Oleh :
Fadhilatul Ustadz Abu Auf Abdurrahman Attamimi
Sungguh sangat menggembirakan sekali dengan datangnya bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, bulan diturunkannya Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu, serta sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bermaksud:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Qur’an) dalam suatu malam yang mulia. Tahukah kamu apakah malam yang mulia itu?Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Al Qadr : 1-3)
Selain itu bulan yang penuh berkah ini adalah bulan ibadah sebagaimana telah dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau memberikan berita gembira kepada para sahabatnya dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, dimana bulan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggunya syaitan-syaitan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang bermaksud:
“Pada saat masuk awal malam dari bulan Ramadhan, dibelenggu (oleh Allah) syaithan-syaithan yang durhaka, ditutuplah pintu neraka serta tidak dibiarkan satupun dari pintu neraka yang dibuka, dibukalah pintu-pintu surga dan tidak dibiarkan satupun dari pintu surga yang tertutup. kemudian dipanggillah orang-orang dengan panggilan : “Wahai orang-orang yang mengharapkan kebaikan sambutlah (bulan ini dengan kebaikan) , wahai orang-orang yang
mengharapkan kejelekan berhentilah (dari berbuat kejahatan & kejelekan)”. Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Malik, Baihaqi. Lihat Shahih Jami’ush Shaghir Juz. 1 Hal. 192-193.
Allah membebaskan hambanya dari api neraka pada setiap malam bulan Ramadhan. Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah hamba-hamba yang terbebas (dari api neraka) pada setiap hari dan malam -yaitu pada bulan Ramadhan-, dan sesungguhnya setiap muslim mempunyai do’a yang mustajab setiap hari dan malamnya”. (H.R. Al Bazzar. Lihat Shahih at Targhib wa at Tathib. Hadits No. 1002)
Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda lagi, maksudnya:
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala) niscaya diampuni dosa-dosa yang telah lampau, dan barangsiapa mendirikan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap (pahala) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (muttafaqun ‘alaihi)
Banyak disebutkan dalam hadits-hadits Nabi yang shahih dan ayat-ayat Al Qur’an Al Karim tentang keutamaan bulan yang mulia ini. Maka sepatutnya bagi seorang yang beriman memanfaatkan kesempatan emas ini (yang diberikan Allah kepada siapa saja yang menjumpai bulan Ramadhan). Maka hendaknya ia bersegera menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berhati-hati dari perbuatan kejahatan, bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Terutama melaksanakan shalat wajib di masjid dengan berjama’ah, karena hal ini (yaitu shalatberjama’ah) merupakan tiang dari agama Islam dan merupakan kewajiban yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan jihad. Telah terjadi berbagai macam peristiwa peperangan pada bulan yang penuh berkah ini antara golongan yang haq melawan golongan yang batil. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan pertolongan pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan menghinakan musuh-musuh (orang
beriman) yaitu orang kafir.
Telah terjadi di bulan yang penuh berkah ini perang Badar Kubra pada 17 Ramadhan, dan (lihatlah) bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Malaikat-Malaikat-Nya untuk memberikan pertolongan kepada Rasul-Nya. Maka dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala sekelompok pasukan kecil terdiri dari hamba-hamba-Nya yang beriman dapat mengalahkan kelompok besar dari kaum kafirin. Dan (lihatlah) bagaimana pula pasukan-pasukan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditolong pada peperangan Ainu Jalut dengan pertolongan yang nyata, sedangkan jumlah mereka sedikit dibandingkan dengan jumlah musuh dari golongan orang-orang kafir bangsa Tartar, dan mereka (Tartar) ditimpa keruntuhan yang tidak pernah bangkit sesudahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan yang haq dan Dia-lah yang memberi petunjuk kejalan yang lurus, serta mencukupi segala sesuatu yang indah.
Thursday, September 13, 2007
SELAMAT MENYAMBUT BULAN
RAMADHAN AL-MUBARAK 1428 HIJRAH
dan
SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA
Bulan Ramadhan yang penuh kerahmatan ini memberikan ruang kepada kita untuk berbuat kebaikan, mendapatkan keberkatan, mengerjakan ibadah dan mentaati perintah Allah. Ia adalah bulan kebesaran, musim kemulian dimana kebaikan akan dibalas berganda dan segala perbuatan jahat menjadi lebih keji berbanding bulan lain. Inilah masa yang sesuai untuk kita mentazkiyah diri iaitu menyucikan hati dari sifat-sifat yang mazmumah, sifat yang tercela kepada sifat yang mahmudah terpuji melalui ibadat-ibadat yang kita lakukan sepanjang bulan yang Mulia ini, dengan berpuasa, bersedekah, meningkatkan amalan sunat, menghidupkan malamnya dan sebagainya. kerana itulah ibadah di dalam Islam itu sendiri merupakan elemen di dalam mentazkiyyah diri sesuai berdasarkan Sunnah.... khabar gembira kepada hamba-hamba ALLAH di dalam bulan Ramadhan diampunkan dari dosa-dosa, diperkenankan doa kepada sesiapa sahaja yang meminta-Nya, dijauhkan dari Api Neraka, digolongkan dikalangan Siddiqin dan para Syuhada'.... BERgembiralah....................wahai Hamba yang beriman
RAMADHAN AL-MUBARAK 1428 HIJRAH
dan
SELAMAT MENJALANI IBADAH PUASA
Bulan Ramadhan yang penuh kerahmatan ini memberikan ruang kepada kita untuk berbuat kebaikan, mendapatkan keberkatan, mengerjakan ibadah dan mentaati perintah Allah. Ia adalah bulan kebesaran, musim kemulian dimana kebaikan akan dibalas berganda dan segala perbuatan jahat menjadi lebih keji berbanding bulan lain. Inilah masa yang sesuai untuk kita mentazkiyah diri iaitu menyucikan hati dari sifat-sifat yang mazmumah, sifat yang tercela kepada sifat yang mahmudah terpuji melalui ibadat-ibadat yang kita lakukan sepanjang bulan yang Mulia ini, dengan berpuasa, bersedekah, meningkatkan amalan sunat, menghidupkan malamnya dan sebagainya. kerana itulah ibadah di dalam Islam itu sendiri merupakan elemen di dalam mentazkiyyah diri sesuai berdasarkan Sunnah.... khabar gembira kepada hamba-hamba ALLAH di dalam bulan Ramadhan diampunkan dari dosa-dosa, diperkenankan doa kepada sesiapa sahaja yang meminta-Nya, dijauhkan dari Api Neraka, digolongkan dikalangan Siddiqin dan para Syuhada'.... BERgembiralah....................wahai Hamba yang beriman
Subscribe to:
Posts (Atom)